Rabu, 15 April 2015

Wanita dan Fenomena Keajaiban Pria


By: Nandang Burhanudin

Tak akan menduga, bahwa di balik bentuk fisik maskulin seorang pria, terdapat energi lebih mengungguli banyak wanita. Bila "hobi masak" lazim diklaim sebagai naluri wanita, namun faktanya chef-chef dunia didominasi pria. Jika perhiasan, fashion, model, hingga asesoris identik dengan perempuan. Faktanya desainer dunia, pencipta beragam asesoris dunia adalah pria.


Oleh karena itu, Al-Qur'an mengabadikan keunggulan-keunggulan itulah yang membuat pria menjadi pemikul beban mengungguli wanita-wanita. Plus keunggulan dalam hal "kewajiban menafkahi" dari harta yang ia hasilkan, baik dari warisan maupun usaha sendiri (An-Nisa: 34). Tabiat dasar pria adalah pemilik mahkota. Sedang mahkota terindah adalah wanita-wanita shalihah.

Faktanya, banyak wanita yang menolak halus atau terang-terangan atas keajaiban pria. Siti Hawa saja "merasa" diposisikan dirinya sebagai "subordinat pria". Reaksi Siti Hawa melampaui batas, ia tergoda rayuan setan untuk kemudian merayu Adam a.s. melakukan hal-hal yang dilarang Allah Ta'ala. Oleh karena itu, hal yang lumrah dan wajar, bila penolakan terhadap aturan Allah lebih sering dilakukan wanita sendiri.

Dengan demikian, saya berkesimpulan. Wanita itu memiliki kekuatan dalam al-iraadah al-muharrikah (motivasi daya gerak). Sedangkan pria memiliki al-iraadah al-fa'ilah (motivasi daya tindak). Keunggulan wanita yang cenderung lembut, halus, dan feminim membuat pria manapun mudah patuh dan tunduk menjalankan motivasi-motivasi apapun. Positif maupun negatif. Nabi sendiri menjadikan "domain wanita" sebagai salah satu motivasi yang mempengaruhi niat seseorang untuk berhijrah atau beramal.

Di titik ini, keajaiban bagi seorang pria adalah ketika ia mampu mendidik wanita-wanita yang ia pikul menjadi shalhah. Tanggungjawab pria tak pernah berakhir. Dimulai saat ia menjadi suami. Ia wajib menshalihatkan istri-istrinya. Ketika menjadi ayah, ia wajib menshalihatkan putri-putrinya. Nah saat ia menjadi anak, maka ia wajib menjaga keshalihatan ibu-ibunya. Saat wanita menjadi shalihat, surga menanti bagi sang pria.

Di titik ini pula saya memahami, syarat mencium bau surga dan memasuki surga bagi wanita teramat mudah. “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad; shahih)

Namun sekali lagi, wanita enggan menerima kemudahan itu. Maka Allah pun mendekatkan wanita ke neraka dengan sebab-sebab yang teramat mudah. Hanya dengan tidak menutup aurat, berpakaian tapi telanjang, menebar harum wangi di tubuh saat keluar rumah, menggosip, dan tidak taat pada suaminya. Sedangkan syarat surga bagi pria, ternyata sangat berat! Shalat saja tidak cukup. Jihad pun berkurang pahalanya. Bila ia tidak memuliakan ibu, istri, putri-putrinya, yang tiada lain mereka adalah wanita! Ajaib bukan? Mahaadil Allah atas segala takdir-Nya.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
15 April 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar