Kuliah
Online Bersama Ust Yusuf Mansur..Seri ke 2
Allah
Sebagai Pusat
Orang-orang
yang mengenal Allah dan meyakini-Nya, insya Allah akan tenang hidupnya, jauh
dari kekhawatiran, jauh dari kegelisahan.
Bu Yuyun,
sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak
putranya ini masuk SMA kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia
kuatkan batinnya bahwa ia TIDAK SENDIRIAN dalam membesarkan anaknya. Ia bersama
Allah. ALLAH SELALU MENEMANINYA. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia berdoa
agar diberi kemampuan membesarkan anaknya dan memiliki rizki yang cukup. Ya,
bener loh. Hampir saban shalat.
Saya banyak
belajar dari Bu Yuyun ini. Ketika banyak orang gelisah, ia hidup tenang. Sebab
ada Allah di hatinya, ada Allah di pikirannya. Ketika banyak orang ketakutan
dan risau dengan dunianya, ia tenang-tenang saja. Persis seperti meja, yang
begitu tenang sebab memiliki empat kaki yang kuat yang menopang keberadaannya.
Hidupnya begitu santai. Dan ini yang menjadikannya lebih kaya ketimbang orang
yang kaya tapi hidup selalu penuh dengan kekurangan.
Sebagai
ikhtiar dunianya, ia membuka jahitan rumahan. Ia bertutur, selalu ada saja
pelanggan di saat yang tepat ia membutuhkan rizki. Sudah diatur Allah, begitu
katanya.
Sejauh ini,
aman-aman saja.
Sampe
kemudian anaknya ini pergi hari itu untuk melihat kelulusannya; masuk atau
tidak ia ke perguruan tinggi yang ia idam-idamkan.
Bu Yuyun
berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini masalah buat dirinya. Kalau
anaknya tidak lulus, pun masalah buat dirinya juga. Tentu saja ia senang dapat
masalah dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau bukan
uang kuliah anaknya. Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya selama
ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang.
Ia kenal
dengan Allah, bahwa Allah selama ini senantiasa mencukupkan rizki buat dirinya
dan anaknya.
Ia tahu
bahwa Allah Maha Tahu bahwa ia sedang membesarkan anaknya. Dan Allah pun tahu
bahwa hari ini akan ada khabar tentang nasib anaknya. Kondisi ini sudah ia
sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh biaya buat anaknya lulus. Dia
yakin, Allah pasti akan memenuhi kebutuhan anaknya, dan atau memberikan yang
terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk menambah kedekatan dirinya dengan
Allah. Sekali lagi, ini yang membuatnya tenang.
Dan memang
Allah Maha Mengatur. Sehari setelah anaknya dinyatakan lulus, Allah kirimkan
paman anaknya ini, alias adik almarhum suaminya. Hari itu, beliau berkunjung
silaturahim.
Dan Allah
alirkan rizki untuk anaknya, lewat pamannya ini. Bukan hanya untuk uang masuk
kuliahnya saja, tapi juga untuk biaya kuliah secara keseluruhan.
Semoga saya
bisa belajar lebih banyak lagi dari Bu Yuyun ini.
I’m coming
ya Allah. Saya datang kepada-Mu ya Allah. Semestinya, dengan banyaknya masalah
dan hajat saya, saya lebih bersemangat lagi dan tanpa lelah mendatangi-Mu dan
memohon pada-Mu.
Bolehlah
dibilang bahwa hidup ini harus punya keyakinan terhadap Yang Kuasa. Tanpa ini,
akan lemah sekali kita menjalani hidup ini. Dan untuk memiliki keyakinan, buka
diri buka hati untuk menerima ilmu dan pengajaran tentang keyakinan. Kita
sama-sama meminta kepada Allah agar Allah betul-betul membukakan mata hati kita
bukan saja untuk mengenal-Nya, tapi juga untuk meyakini-Nya; yakin akan
Kebesaran-Nya, yakin akan Kekuasaan-Nya. Kita butuh Allah. Dan senantiasa akan
selalu butuh Allah. Maka bertuhanlah Allah. Sebenerbenernya pertuhanan. Supaya
Allah betul-betul menjaga kita, menolong kita, dan menyediakan apa-apa yang
kita perlukan yang kita butuhkan. Jangan sampai kita hidup seperti tidak punya
Allah. Allah Maha Memberi Rizki, tapi hidup kita susah. Allah Maha Menolong,
tapi setiap ada hajat dan masalah, selalu merasa mentok. Kalo bahasa saya mah,
Allah dianggurin. Alias “dibikin nganggur’, sebab jarang kita deketin, jarang
kita mintakan bantuan-Nya.
Insya Allah
doa bi doa. Saya mendoakan Anda semua, dan Anda juga doakan saya. Supaya Allah
betul-betul hadir di kehidupan kita dan berkenan hadir di kehidupan kita. Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan):
"Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kami-lah
Pelindungmu di dunia dan di akhirat; Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu
inginkan dan apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang
Maha Pengampun lagi MahaPenyayang”.
(Qs. Fushshilaat: 31-32).
Buka
Pagi dengan Alfatihah.
Melewati
Rintangan Kendala Hidup
(Qs. Fushshilaat: 31-32).
RELATED POST:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar