KEMESRAAN
@salimafillah
Ramadhan
adalah bulan kemesraan. Hingga dalam rangkaian ayat-ayat tentang puasa, Allah
pun mengabarkan kedekatanNya dengan para hamba.
"Jika
hamba-hambaKu bertanya padamu hai Muhammad ﷺ tentang
Aku", yakni bahwa para sahabat memang bertanya apakah Allah itu dekat
sehingga mereka cukup berbisik, ataukah jauh sehingga mereka perlu berteriak.
Jika yang
ditanya adalah Muhammad ﷺ, maka seharusnya beliau yang menjawab.
Shighat syarat "Wa idza sa-alaka", jawabnya adalah "Faqul",
yang berarti "Maka katakanlah hai Muhammad ﷺ
bahwa.."
Tapi dekat
yang membutuhkan perantara berarti masih berjarak.Sehingga Allah mengubah
khithab, langsung bicara pada hamba-hamba yang bertanya itu, "Fainnii
Qariib.. Maka sesungguhnya Aku Maha Dekat." Seakan Rasulullah ﷺ sementara
harus menepi, sebab kedekatan sejati antara Allah dan para hambaNya sungguh tak
bertepi.
Allah Maha
Dekat, bukan sembarang dekat. Tapi dekat untuk mengijabah doa yang dipanjatkan
kepadaNya. Dia mendengarkannya dengan pendengaran yang Maha Sempurna,
mengetahuinya dengan Ilmu paling meliputi, dan menjawabnya dengan jawaban
paling bermakna.
Ramadhan
adalah bulan kemesraan.
Maka bahkan
qiyamullail yang biasanya kita sembunyikan dalam hening dan syahdu, kali ini
menjadi lebih utama melaksanakannya bersama saudara dengan merapatkan telapak
dan bahu. Bersatu, bermesra, dan menadahkan setetes jiwa kita yang dahaga, pada
sumber yang berlimpah tiada habisnya.
Panitia
Kampoeng Ramadhan ke-12 Masjid Jogokariyan memohon maaf kepada Shalih(in+at)
yang menjadi kurang nyaman dalam tempat sebab terisi penuhnya ruang utama,
serambi utara, serambi selatan, serambi belakang, juga seluruh lantai dua,
hingga ada yang harus berada di tenda-tenda baik dalam tarawih maupun Shubuh
bersama Imam dari Palestina, Syaikh Al Mu'tashim Billah 'Adnan Saeed Matar.
Beliau masih
akan bersama kita di Jogokariyan hingga dua hari ke depan, maka ahlan wa sahlan
tuk hadir dan merasakan nikmat ibadah serta berkah dalam kemesraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar