PRIANGAN,
LUMBUNG KITA
@salimafillah
Senapatigung
Bahureksa, Adipati Kendal yang memimpin penyerbuan dahsyat ke Batavia pada 1628
itu gugur sudah. Pertempuran yang meleburkan Benteng Holandia namun gagal
melantakkan Benteng Bommel itu berakhir pahit bagi laskar Mataram.
Sultan Agung
di Kedaton Karta, tenggara Yogyakarta kini, segera menunjuk panglima baru untuk
melanjutkan jihad mengenyahkan kedudukan VOC itu. Pilihan jatuh pada Sang
Bupati Wedana Priangan, Dipati Ukur, yang berkedudukan di sekitar Bandung
sekarang.
Sayang,
Dipati Ukur harus mundur sebelum waktunya karena suatu kesalahfahaman di antara
para panglima yang datang dari ibukota dengan dirinya. Serbuan tahun 1629 itu
kembali gagal. Dan buntut kemurkaan Sultan Agung atas hal ini merunyamkan
seluruh Priangan pada tahun-tahun berikutnya.
Setelah
penentraman kembali Priangan oleh Tumenggung Narapaksa dan penunjukan ulang
Pangeran Rangga Gede di Sumedang Larang sebagai Bupati Wedana; Sultan Agung
memerintahkan agar Priangan secara umum dijadikan lumbung hidup untuk persiapan
perjuangan di masa depan.
Berbondong
masyarakat didatangkan memenuhi wilayah Karawang hingga Cianjur dan membuka
daerah baru hingga ke Kuningan dan Limbangan, mencetak lahan-lahan sawah yang
hingga kini membuat Jawa Barat lumbung pangan nasional yang handal. Semoga
Allah merahmati sang perintis.
Insyaallah
hari ini kami berbincang di Masjid Salman ITB sebakda 'Ashr. Ahlan wa sahlan
hadir dan mengkhabarkan.😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar