AYAH dan
ANAK
@salimafillah
Adalah 'amal
wara' yang menjadikan Allah menjaga seseorang dan anak keturunannya dalam
kemuliaan.
Syaikhana
Maimoen Zubair yang kita kenal, adalah yang memisah-misah uang di rumahnya.
Yang berasal dari ilmu kembali ke ilmu. Yang datang melalui dakwah maka kembali
ke dakwah. Yang dari siyasah hanya terguna untuk hajat siyasiyah. Dan nafkah
bagi keluarga benar-benar murni hanya diambilkan dari pendapatan petak
sawahnya.
Syaikhana
Maimoen Zubair yang kita kenal adalah yang tak berniat membangun pondok
pesantren. Pada yang minta restu untuk itu, beliau menasehatkan, "Yang
penting itu ta'limnya.. Bukan pondoknya.. Yang penting kamu mulang ngaji..
Bukan gedung temboknya. Kalau memang nanti santrimu yang mempeng ngaji
memerlukan nginap, Allah pasti maringi wasilah." Begitu pulalah Al Anwar
Sarang, asrama hanyalah makmum bagi ta'lim yang kian semarak.
Maka kita
menyaksikan putra-putra beliau antara lain Gus Ubab, Gus Najieh, Gus Kamil, Gus
Rouf, Gus Ghofur, Gus Wafi, hingga yang amat muda namun tawadhu'nya masyaallah,
Gus Idror; semua tumbuh menjadi pengkhidmah ilmu yang mumpuni lagi rendah hati.
Betapa berkah. Betapa indah. Betapa membahagiakan. Betapa membanggakan.
Menyaksikan
gambar ini, tak terasa airmata meleleh. Ketika Gus Wafi sakit dan dirawat di RS
Karima Utama-nya Allahuyarham dr. Tunjung Soeharso; sang ayah yang sepuh itu
menunggui sang permata para Qurra' Sarang dengan penuh welas asih.
Athalallaahu
'umurahumaa wa nafa'anaa bi'ulumihimaa..
Ya Allah,
kami jauh dari 'amal wara' seorang ayah seperti Syaikhana Maimoen Zubair. Tapi
betapa kami berharap memiliki anak-anak shalih, pengkhidmah ilmu, dan pendekar
da'wah. Andai bukan karena Engkaulah tempat kami berharap, niscaya putuslah
segala asa.. Tapi Ya Rabbana kami memohon padaMu dan takkan kecewa siapapun
yang sandarannya hanya Engkau..
pic.twitter.com/iG61B6oKNC
*Vocab*
mulang =
mengajar
mempeng =
tekun / disiplin
maringi =
memberi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar