SEYOGYANYA
@salimafillah
Tiga Jamhur
Sejarah Jawa; Peter Carey, Jakobus Norduyn, dan Merle C. Ricklefs
memperbincangkan asal-usul nama Yogyakarta, Malioboro, dan beberapa pernik kota
cantik ini dalam buku yang menghimpun esai mereka bertiga.
Ayogya,
Ngayogya, Ngayogyakarta, dan Yogyakarta agaknya tetap menjadi bahan debat asyik
yang tak tersimpulkan.
Kota ini
berdiri di sebuah bentang medan yang datar dengan kisaran lereng hanya 3%,
terletak di tengah jazirah Kewu-Mataram yang sejak lama menjadi pusat pemukiman
dan pemerintahan beberapa kerajaan. Ini memungkinnya dibangun dalam blok-blok
bagai papan catur sehingga janganlah terkejut kalau menanyakan arah tempat,
orang Yogya akan menjawab dengan mata-angin lengkap. Bukan kanan dan kiri saja.
"Ini
lurus ke utara Mas, sampai perempatan nanti belok ke timur, lurus dikit ke
timur ada pom bensin di selatan jalan, lha yang sampean cari ada di
seberangnya, utara jalan, tepat di sebelah barat toko kelontong." Pusing?
He he..
Pengapitnya
berupa 3 sungai di barat (Progo, Bedog, Winongo) dan 3 sungai di timur (Code,
Opak, Oya) yang menjamin ketersediaan air, menyalurkan air buangan, menjaganya
dari banjir, dan sebagai garis pertahanan alami.
Di ufuk
utara, tampak Gunung Merapi yang menaburkan kesuburan dengan abu vulkanisnya,
sementara bahaya letusan dan awan panasnya ke arah Kota Yogyakarta diperisai
oleh bukit kembar; Turgo dan Pelawangan. Di arah selatan, Samudera Hindia yang
membentang penuh dengan potensi besar namun bergempa; terbentengi tsunaminya
oleh anak perbukitan kapur selatan dari arah Panggang hingga Pajangan.
Gunung,
lembah, hutan, pantai hitam maupun yang putih, hingga Gumuk Pasir yang bagai
gurun, menyatu dengan dimahkotai Kraton yang dari Panggung Krapyak (rahim) di
selatan hingga Tugu Golong Gilig (tauhid) di utara menggambarkan asal dan
tujuan hidup berkehambaan.
Mari
berplesetan, guyon ringan ala Yogya bahwa mungkin karena inilah ada kata
"seyogyanya."
Eh, apakah
arti kata "seyogyanya"? adverbia (r) 1. sepatutnya; selayaknya;
semestinya (adverbia) 2. sebaiknya; seharusnya (adverbia) Jadi Yogya memang
patut, layak, mesti, dan harus, hehe..
Memang masih
amat banyak yang harus dibenahi di kota ini untuk menuju kota ideal seperti
yang dicitakan pendirinya, Sultan Mangkubumi. Kota yang hamemayu hayuning
bawana, mempercantik kecantikan dunia; kota yang catur sagatra
Masjid-Alun-alun-Keraton-Pasar nya menjaga nilai kemajuan dalam keselarasan;
kota yang penduduknya nyawiji (menyatu), greget (penuh semangat pada kebaikan),
sengguh (yakin dan meyakinkan), dan ora mingkuh (berani bertanggungjawab).
Tapi, dengan
tetap penuh penghargaan pada misalnya, Bandung dan Surabaya yang punya Walikota
nan masyhur kecakapannya, bagi kita tetap hanya ada kata
"seyogyanya". Tak ada "sebandungnya" dan tak ada pula
"sesurabayanya", ha ha ha..
Inilah kota
yang seyogyanya kita cintai. Jadi kapan ke Yogya lagi?
FOTO:
Jogokariyan Dakwah Club oleh @upialwie di mana pesan di atas disampaikan pada
para calon pemangku amanah Kota Yogyakarta.
https://www.instagram.com/p/BG5Y1q-GUUv/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar