Kamis, 16 April 2015

6 Ancaman Bangsa Mesir dan Indonesia


By: Nandang Burhanudin 

Diyakini masuk dalam skenario yang sama, Indonesia dan Mesir dua negara strategis benar-benar menjadi target kolonialisme internasional. Mesir dengan Al-Azhar, SDM, dan kebesaran sejarahnya. Indonesia dengan SDM, SDA, dan kekayaan alamnya yang berlimpah. Terancam oleh satu kepentingan: menghancurkan kedua negara dari luar dan dalam.


Paling tidak, ada 6 ancaman yang kini mengharubiru kedua negara:
Pertama: Proyek Tasyayyu' (Proyek Syi'ahisasi).
Proyek Syi'ahisasi kini sangat marak saat junta kudeta berkuasa di Mesir, dan saat Jokowi menang pemilu tipis. Syi'ahisasi semakin merajalela. Terbukti, As-Sisi di Mesir diam-diam membangun koalisi strategis dengan Israel-Iran-Mesir, demi menghadapi koalisi strategis Turki-Saudi Arabia-Pakistan.

Sedangkan Indonesia, Alwi Syihab dan pejabat-pejabat Depag, sangat intens membangun kekuatan Syiah di Indonesia. Maka wajar bila dedengkot agama Syiah, semacam Jalaludin Rahmat dan istrinya, semakin berani dan terang-terangan karena yakin dibackup dalam segala sisi.

Kedua: Proyek Tanshir (Proyek Kristenisasi).
Jelas sekali, kudeta di Mesir didukung 2000 % oleh pihak Gereja Koptik dengan pemimpinnya Theodorus II. Ia menegaskan, "Kami telah merebut kembali Mesir dari tangan penjajah Amru bin Ash. Mesir akan kembali menjadi negeri Kristen." Gerakan Kristenisasi di MEsir semakin gencar, dilakukan terang-terangan dengan dana tak terbatas.

Sama halnya di Indonesia. Proyek-proyek perumahan baru, diyakin menjadi pusat penyebaran Kristenisasi. Gereja megah dan besar dibangun. Pihak pengembang mengutamakan pembeli utama adalah orang Kristen atau agama lain selain Islam. Maka di kota-kota besar Indonesia, gereja-gereja tak bisa dibendung pendiriannya.

Ketiga: Proyek Ilhad (Proyek pemurtadan).
Target besarnya, jika tidak menjadi Syiah atau Kristen, umat Islam diarahkan menjadi sosok-sosok yang KTP-nya Islam, akan tetapi percaya seperti kepercayaan terhadap hal-hal mistis, takhayul, bid'ah, khurafat. Mereka dimurtadkan secara perlahan, yang penting jauh dari Islam.
Keempat: Proyek pelelangan asset-asset Negara.

Mesir kini telah kehilangan 3 asset utama. Asset cadangan gas yang bermilyar-milyar kubik, yang kini "diserahkan" ke Israel dan Yunani Cyprus. Kemudian pengelolaan Terusan Suez yang berpotensi menjadi devisa negara kurang lebih 100 milyar dollar pertahun. Hal selanjutnya adalah proyek bendungan Rennaisance di Ethiopia, dimana Mesir diprediksi akan mengalami kekeringan.

Indonesia pun sama. Pelelangan asset di zaman Megawati, dilanjutkan di era Jokowi secara terang-terangan. BNI, Pertamina, dan BUMN yang menguntungkan segera dilelang. Sebagai langkah awal, semua BUMN dipegang oleh pendukung PDIP dan Jokowi. Selain akan menjadi sapi perah, diprediksi akan ada proses "rugi-isasi" untuk kemudian dijual.

Kelima: Proyek penghancuran moralitas.
Di MEsir, narkoba menjadi ancaman serius saat ini. Bandar-bandar narkoba yang langsung dikomando dari Israel, menjejali anak-anak muda Mesir, kecuali yang Allah rahmati. Selain narkoba, filem-filem porno, VCD-VCD, acara TV menjadi hidangan resmi di era kudeta.

Sama halnya di Indonesia. Dalam wawancara di Metro TV, seorang bandar narkoba terang-terangan mengatakan, "Di era Jokowi, big boss narkoba sudah masuk ke jajaran istana, setelah era sebelumnya hanya di level kejaksaan, polri, kehakiman."
Keenam: Proyek pecah belah dan devide et impera.

Proyek pecah belah ini sejak lama dilakukan As-Sisi. Institusi sebesar Al-Azhar, atau kelompok Salafy, juga kelompok HT telah diporakporandakan. Terpecah belah. Kini As-Sisi telah mengumpulkan 6 orang mantan tokoh utama Ikhwanul Muslimin. Targetnya, Ikhwan versi As-Sisi akan diakui dan diberi kebebasan melakukan kegiatan apapun. Harapannya, IM Mesir pecah. Siapapun yang menolak, maka akan diancam dengan pasal-pasal karet dan kasus-kasus rekayasa.

Di Indonesia nampak sama. Parpol yang bersebrangan dengan Jokowi, dijerat dengan pasal karet dan kasus-kasus rekayasa. PPP, Golkar, dipecah belah. Sibuk dengan urusan sendiri, lalu melupakan upaya mengkritisi pemerintah. Harapan dari As-Sisi dan Jokowi sama. Melanggengkan kekuasaan, melelang asset-asset negara tanpa hambatan, plus tentunya menjadi Mesir dan Indonesia sebagai penyumbang terbesar bagi kesejahteraan kaum penjajah.

Selamat anda pendukung kudeta dan pendukung Jokowi! Dukungan anda sangat berarti bagi keberlangsungan penjajahan di negeri-negeri Islam.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
05 April 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar