Selasa, 18 Juli 2017

HIDUP BERSAMA ALLAH (BAGIAN 3)

LANJUTAN KULIAH TAUHID ONLINE
HIDUP BERSAMA ALLAH (BAGIAN 3)

 Berikut ini tips untuk saya dan untuk kita semua:


1.  Biasakanlah untuk memulai pagi dengan shalat dhuha dan membaca al Qur'an. Sibuk, ya sibuk. Tapi kita harus bisa mengendalikan diri. Kesibukan ga ada habisnya. Sedari malam pun kita jejak, lalu kita masih korbankan pagi kita, dunia tidak akan pernah cukup buat kita. Kita boleh bilang bahwa keluarlah dari rumah sepagi mungkin. Namun saya akan menambahkan, tapi sempatkanlah diri kita untuk bisa shalat dhuha dan baca al Qur'an, barang seayat dua ayat.


2.  Waktunya shalat nanti, shalatlah. Tinggalkanlah semua urusan jual beli, urusan perniagaan, urusan pekerjaan, urusan dunia. Tinggalkan itu semua untuk segera shalat menghadap Allah. Dunia diurus ga ada habisnya. Shalat 5 waktu, harus lebih penting buat kita daripada yang lain. Inilah tauhid. Jangan bangga menjadi yang terdepan, tapi di urusan shalat menjadi yang paling belakang. Kalo bisa, kalau sedang dianugerahi usaha, pekerjaan, anak buah, perusahaan, atau karunia-karunia lain, jadilah motor penggerak bagi sekeliling untuk sama-sama shalat menghadap Allah. Yakinkah semuanya bahwa Allah itu lebih penting dari semua urusan dunia. Shalatlah tepat waktu. Bila shalat tidak tepat waktu, terlalu jauh kita memutar kemudi untuk kembali di tracknya. Contoh, kita sering ketinggalan shalat ashar di jam 5 sore. Berarti kan 2 jam telatnya? Katakanlah 5 shalat waktu dikali telat 2 jam, maka dalam sehari, kita telat 10 jam. Ibarat orang yang adu lari, maka kita akan kalah 10 jam. Dalam satu bulan, 300 jam. 300 jam itu lebih kurangnya 12-13 hari. Bisa dibayangkan betapa kalahnya kita mengejar dunia bila kita sering telat shalat dalam 12 bulan. Itu berarti ketinggalan kurang lebih 150 harian ngitung gampangnya. 150 harian itu sama dengan ketinggalan 4 bulanan. Lebih bahaya kalau kita sering telat shalat sejak akil baligh. Katakanlah umur kita saat ini 30 tahun, dan akil baligh dihitung dari umur 10 tahun, berarti kita akan kalah 40 bulan. 40 bulan itu 4 tahunan. Wajar saja kita mundur di dunia ini, sebab langkah kita, telat 4 tahunan. Belom lagi kalo dihitung meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, meninggalkan berhaji hanya gara-gara tidak siap, atau ditambah lagi dengan dosa-dosa dan maksiat, wuah, barangkali konversiannya bisa 10-20 tahunan. Bayangkan, harusnya, kita susah tuh selama itu. Tapi karena Rahman Rahim Allah lah, kita masih bisa tertawa, masih bisa tersenyum, masih bisa makan minum enak. Subhaanallaah, Maha Pengasih benar Allah, dan Maha Pemaaf.

3.  Bikin doyan diri dengan shalat sunnah qabliyah ba'diyah. Jangan mudah meninggalkan qabliyah ba'diyah. Kebanyakan atau keseringan meninggalkan qabliyah ba'diyah, akan menyebabkan kita menjadi orang-orang yang jauh rizki dan tidak bertambah rizki. Rizki kita mau bertambah, tapi shalat tiada mau bertambah.

4.  Menjelang tidur, berwudhulah, perbanyak zikir dan istighfar kepada Allah. Ingat-ingat dosa. Ibarat jalan, kita balik lagi kembali ke Allah dan mengembalikan semua urusan kepada Allah. Doa menjelang tidur kan begitu. Di antaranya Innii ufawwidhu amrii ilallaah; aku menyerahkan sepenuh-penuhnya segala urusan kepada Allah.
5.  Jangan lupa. Niatkan bangun malam, sebagaimana kita mengincar waktu sahur takuttakut kita kepayahan di siang harinya ketika kita berpuasa. Kita bangun malahlah, dengan satu kecemasan di hati dan pikiran kita bahwa kalau kita tidak bangun malam, maka hidup kita akan payah di siang harinya ketika kita bekerja dan berusaha. Dan di saat bangun malam inilah sesungguhnya titik 0 hidup kita dimulai. Bila langkah dalam hidup ini dimulai dari shalat shubuh jam 05.30, maka itu berarti kemunduran buat kita. Melenceng malah. Bedanya berapa jam tuh? Lihat penjelasan perihal hitung-hitungan kalau shalat kita telat, udah 4 tahunan. Kalau perjalanan kita dihitung dari jam 3 dinihari waktu tahajjud bagaimana? Maka ia menyumbang perjalanan kemunduran kita lebih kurang sebanyak 2 jam setengah dikali 30 hari dalam sebulan, dikali 12 bulan dalam setahun, dan dikali berapa umur akil baligh kita. Masya Allah, panjang bener garis hidup kita melencengnya! Ini belom dihitung bulak beloknya kita ketika kita hidup. Adakalanya kita menuruti hawa nafsu, adakalanya kita mengikuti syetan. Tambah panjang tuh. Saya sering mengilustrasikan begini. Ada seorang manajer yang hidupnya udah lempeng. Tapi kemudian dia tergoda memperkaya diri. Akhirnya, jabatan manajer yang 10 tahunan ia kejar, harus hilang. Kalau kemudian ia harus meniti karir lagi untuk sampai ke jenjangnya, berapa lama lagi? Ukuran normalnya ya 10 tahunan lagi. Dan biasanya perjalanan kedua akan lebih berat lagi, utamanya kalau tetap Allah tidak ridha.

6.  Kejar ketertinggalan dengan amal saleh. Cari jalan-jalan yang bisa kita kemudian tercatat sebagai orang-orang yang beramal saleh, berbuat kebaikan. Jadilah bahagian dari orangorang yang ikut ngumpul bersama orang-orang yang senangnya beramal saleh. Kalau perlu, jadilah kepala lokomotif yang membawa gerbong kebaikan. Agar kekejar itu ketertinggalan selama hidup kita haluannya ga bener.


Ok, sampe ketemu lagi di esai berikutnya. Insya Allah kita akan belajar sedikit "meninggalkan dunia", tapi tetap mendapatkannya. Bingung kan? Ya, besok saja jawabannya. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar