Senin, 04 Mei 2015

Erdogan, Mukjizat Peradaban



By Nandang Burhanudin


Saat negara-negara Arab sibuk bertempur antar faksi, perang berkepanjangan, kudeta tiada henti, dan penguasa otoriter represif. Saat negara-negara Muslim di Asia Tengah-Tenggara sibuk dengan paham dan aliran sesat serta paham-paham pasif destruktif. Turki kini melesat jauh dengan industri high technology. Sukses membangun pesawat tempur tanpa awak, tank baja mengalahkan tank Israel, helikopter tempur yang bisa terbang lurus (ujung depan helikopter menghadap ke bawah), mengekspor TV-komputer ke Eropa, dan kini Turki tengah sibuk membangun industri pesawat tempur siluman yang kini hanya dimiliki AS. Semua diraih hanya dalam waktu kurang 20 tahun. Tepatnya saat Erdogan terpilih menjadi PM dan AKP Parti, partai Islam Turki memenangkan pemerintahan Turki.

Sejarah mencatat, tahun 2002 saat Erdogan menjadi PM, mata uang Lira Turki jatuh ke titik terendah hingga
1 US =1,500,000-1,700,000. Kini 1 US= 1.5-2 Lira Turki. Pertumbuhan ekonomi Turki mengagumkan. Dulu berhutang kepada IMF, kini mampu memberikan pinjaman kepada IMF dengan pembayaran 10-15 tahun.


Tahun 2002, pertumbuhan ekonomi TUrki minus 9.8 %. Namun pada tahun 2007, ekonomi Turki naik + 9.8 %. Investasi langsung tahun 1982-2002 hanya 1.2 Milyar dollar. Tahun 2002-2007= 57 Milyar Dollar. Ajaibnya tahun 2002-2012= 114 Milyar Dollar. Pantas saja, tahun 2007 Turki berada di level 16 ekonomi dunia dan no. 6 Eropa. No. 2 Industri Semen Dunia 7 Industri Perkapalan Dunia. Malah, penghasilan menengah rakyat Turki naik dari 2880 US tahun 2002 menjadi 10990 tahun 2012. Targetnya, tahun 2023 menjadi 30000 US. Subhanallah! Bandingkan dengan Indonesia. Penghasilan rata-rata rakyat Indonesia pertahun adalah 800 US dollar.

Kesuksesan Turki karena Erdogan berhasil menjadi pemimpin dengan teladan tinggi. Kesederhanaan itu bukan dengan menghabiskan anggaran dengan konser Metalica atau pesta hura-hura. Blusukan itu bukan dengan turun ke got dan menghabiskan 5 Milyar perbulan. Alih teknologi bukan dengan mobil ESEMKA yang ternyata made in China. Pengendalian macet bukan dengan bis rongsokan dari China. Pengendalian banjir juga bukan dengan mengeruk sungai hingga 2 tahun. Tapi dengan kinerja yang terarah-terukur dan penuh tanggungjawab. Hingga Erdogan tak pernah mengatakan, #akuraisoopo-opo #akurapopo #ai don think abaut that. Setelah gagal, hobinya menyalah-nyalahkan. Ketahuan korupsi, anak buah yang dikorbankan! Oh ya, lupa, saya sedang bicara TUrki bukan Josowi, Capres di negeri Dolly.

https://jeehadielbanna.wordpress.com/2014/06/12/erdogan-mukjizat-peradaban-by-nandang-burhanudin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar