Senin, 04 Mei 2015

Menyikapi LDKI


By: Nandang Burhanudin

ADA yang menanyakan pendapat tentang LDKI (Lembaga Dakwah Kemuliaan Islam). Ana jawab, “Selama Allahu Ghaayatuna, AlQuran Dustuuruna, Ar-Rasuul Qudwatuna, Al-Jihad Sabiilunaa, Al-Mautu Fiisabilillahi Asmaa Amaaniina”, layak untuk diikuti.
Bagaimana dengan tarbiyah yang sudah berjalan? Kita kembalikan kepada perkataan Imam Al-Banna, “Kam Fiinaa laisa Minnaa wakam Minna Laisa Fiina”. (Banyak yang bergabung dengan jamaah dakwah ini, tapi karakternya tidak sesuai dengan karakter dakwah ini.Sebaliknya banyak yang karakternya sama dengan jamaah dakwah ini, tapi ia tidak berada di barisan dakwah ini).


Bagi saya, kemuliaan itu bukan bendera, organisasi, atau ormas tempat kita bernaung. Kemuliaan itu ada seiring sejalan dengan kualitas kita:
1.     Menemukan cinta Allah.
2. Menemukan prestasi terpendam yang menjadi prasasti hingga akhirat kelak.
3. Menemukan amal yang mampu membahagiakan banyak orang.

Kemana berlabuh? Saya tetap berada di barisan yang ada. Jika ada keburukan, khilaf, salah, maka semuanya menjadi tantangan untuk diperbaiki. Tanpa menutup diri untuk selalu menerima kebaikan darimana saja asalnya. Karena dakwah Islam itu terlalu berat jika dipikul sendiri. Mari bersinergi. Asal jangan menebar caci maki, atau mengumbar aib saudara sendiri atas nama dakwah.

Mengapa? Jawabannya mudah: Jika yang alim dan paham syariat sibuk mengumbar aib saudaranya, bukan memperbaiki namanya. Lalu kepada siapa masyarakat awam mengambil tauladan? Karena tak sepatutnya yang kita dengar, kita open apalagi dipublish di muka umum.
Walahu A’lam.

https://www.islampos.com/menyikapi-ldki-62808/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar