Senin, 31 Agustus 2015

Hari Penyesalan Terlambat Datang


By: Nandang Burhanudin 
****
Di Mesir, setelah 2 tahun era kudeta. As-Sisi sang jenderal kudeta mengakui terang-terangan, bahwa kudeta terhadap Mursi dilakukan bukan karena "tragedi mati litrik", namun lebih disebabkan politik Mursi yang sangat kental upaya untuk mengubah ideologi Mesir menjadi Islamis. (Pidato As-Sisi di hadapan Kanselir Jerman dan wawancara TV)
Kini, Nabiel Fahmi, Menlu Mesir bersama Jhon Kery, Menlu AS mengakui, kudeta terhadap Mursi bukan dikarenakan kapasitas dan ketidakmampuan Mursi. Masalah kemampuan, kami bisa menunggunya hingga masa kekuasaannya selesai. Namun kudeta dilakukan, karena Mursi terlalu bersemangat mengubah Mesir ke arah yang lebih Islami. (Jumpa Press sang Menlu bersama Menlu AS)
Lalu bagaimana dengan sikap Salafy Mesir, juga sikap Amir HT yang sedari awal menuduh Mursi tidak mendukung syariah dan menolak Sunnah. Apakah ada penyesalan itu?

Wajah-wajah munafiqun di Mesir kini semakin terang benderang. Tokoh-tokoh yang dikenal paling "Nyunnah" dan paling "Syariah", kini merangkak di ketiak As-Sisi, hanya demi sebuah keinginan "hidup lebih panjang dan diperlakukan sebagai manusia", tidak seperti antikudeta yang dibunuhi, disita harta bendanya, dinistakan istri dan anak perempuannya, bahkan mereka mengisi penjara-penjara sempit yang hampir tak berfentilasi.
As-Sisi, kembali menebar dusta demi dusta. Proyek-proyek mercusuar hanya terjadi di "peresmian", tapi tidak pernah terjadi di alam kenyataan. Proyek sejuta rumah murah, proyek Kanal Suez, proyek Ibu kota Kairo baru, hingga proyek revitalisasi bagi rakyat miskin, semua hanya "dagelan" yang tak berujung. Satu hal yang pasti, As-Sisi menggelapkan jutaan dollar bantuan Teluk. Malah kini melelang energi gas di Mesir, ke Israel.
Indonesia pun nampak masuk dalam skenario yang sama. Penyesalan akan terlambat dirasakan rakyat Indonesia. Bukan karena tidak move on atas kekalahan Prabowo, tetapi lebih didasari cinta terhadap Indonesia yang kini makin Kristen, makin Komunis, makin Yahudi. Pihak-pihak yang konon Islamis dan antidemokrasi, lalu mengajak Golput di Pilpres dan Pilkada, boleh jadi saat ini berbahagia. Menyaksikan proyek-proyek deIslamisasi di dunia maya hingga dunia nyata.
Pun demikian pendukung Jokowi, semua harus siap merasakan kecewa mendalam, sebab proyek-proyek mercusuar itu tak akan pernah ada di dunia nyata. Lenyap seperti lenyapnya mobil SMK di Solo, atau meledak seperti meledaknya bus Transjakarta puluhan milyar itu.
Silahkan anda tuduh bodoh. Lalu keluarkan kata harian anda, "Goblok, bahasa binatang, julukan kemaluan, asal hati anda puas. Toch saya hanya sekedar mengingatkan, bahwa Indonesia SALE dan sebentar lagi SOLD OUT. Saat itu kita menyesal, tentu ketika sudah merangkak di ketiak Asing dan Aseng.
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
04 Agustus 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar