Rabu, 22 April 2015

Wanita Berkalung Asa


By: Nandang Burhanudin 
****

Lama tak bersua di alam nyata. 
Sungguh jiwa ini lama merenda.
Tentang hati yang terpatri cinta.
Pada sang wanita yang kini tiada.
Bila ditanya, apakah bunda atau purnama.
Saat bersinar di waktu yang sama. 
Kujawab, bila ingat bunda, purnama tiada.
Bila melihat purnama, kuingat bunda tercinta.

Saat ia hidup diri ini selalu waspada. 
Jangan sampai ia meneteskan air mata.
Berusaha hindarkan sekecil apapun duka.
Bagiku, bunda memang wanita tiada dua.
Denyut nadi menghitung rindu bersua. 
Deras menghujam bak air hujan menyapa. 
Mengantarkan ruh berkelindan asa.
Rindu berpadu di lembah sajadah doa.
Saat kutanya, siapa yang paling kau cinta?
Kau menjawab, yang sakit hingga sehat sedia kala. 
Yang kecil hingga berubah dewasa. 
Yang pergi hingga kembali ada.
Kau mencintai semuanya hingga meregang nyawa.
Kau ajarkan kami cinta suci tanpa noda.
Kau adalah permata hati dan separuh jiwa. 
Kau sungguh manusia paling berharga.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
22 April 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar