Jumat, 28 Juli 2017

PROSES


Di awal-awal, barangkali “from zero to hero”. Tapi setelah jadi hero, harus zero lagi. From zero to zero. Sebab semua milik Allah.


Semua berawal dari ketiadaan, dan kesederhanaan. Ini cerita tentang kekayaan, kejayaan, kesuksesan. Harus berproses. Supaya nikmat. Sebab tau-tau pengen kaya, pengen sukses, pengen jaya, ngga berproses, akhirnya dia sendiri ngga siap buat kaya, buat sakses, buat jaya.

Miskin, tapi siap. Serba kekurangan, tapi siap. Bangkrut, siap. Cerai, siap. Lebih baik dari keadaan sebaliknya, tapi tidak siap.


Apa ada orang yang kaya, tapi ngga siap? Banyak. Jadinya norak, nyebelin, dan membahayakan. Ngetop, ngga siap. Sama juga.

Pensiun, siap. Better. Daripada baru mulai kerja, tapi ngga siap. Tergagap-gagap nantinya.

Nikah… Siap? Kalo nikah mah beda kali ya. Belajar untuk siap. Zina, pada siap. Padahal kudu siap juga azab-Nya. Beraaaaattt, besaaaarr. Ngeri.

Kalo mau berproses, kudu punya ilmu sabar. Dulu, di awal-awal, istri saya ngga mencintai saya… Saya pernah jalan jauh. Ke Banyuwangi. Dan beda dengan sekarang, pake pesawat. Dulu, sambung menyambung. Jalan kaki ke pinggir kali, ketemu jalan raya dari rumah. Terus naik angkot ke Stasiun Kalideres. Terus ke Kota. Terus ke Surabaya. Turun di Gubeng. Nyambung naik bus AKAP, 6-8 jam ke Banyuwangi. Alhamdulillaah, sampe Banyuwangi, lecek abiz… He he he he.

Terus saya bel ke rumah. Belom ada hp saat itu, sekitar tahun ’99. Dari Banyuwangi, tahun ’99, saya bel Maemunah: “Kangen ga…?”. Jawabnya, “Engga…” He he he, jauh-jauh, cape-cape, eh pas nelpon ke Maemunah, jawabnya, engga kangen.

Tapi saya sadar, ini pun proses. Proses dicintai Maemunah. Maemunah, orang Betawi Tangerang. Dan kami pun berproses. Sekarang Maemunah saban detik kangen sama saya, uhuiiiii… He he he.

Dalam berproses kadang kita kehilangan beberapa hal. Tapi akhirnya, tetap jadi satu kesatuan yang utuh.

Sumber www.yusufmansur.com

Repost by t.me/ngajibarengYM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar