Jumat, 07 Juli 2017

GUBUK PEMIMPIN dan ISTANA RAKYAT

GUBUK PEMIMPIN dan ISTANA RAKYAT
@salimafillah
Di lapis-lapis keberkahan, keadilan adalah ibu bagi segala kebaikan dalam masyarakat selingkung negara. Ia adalah gubuk bagi pemimpin, sebab alangkah tak mudah baginya untuk menegakkan pijakan sendiri mengingat dia sebagai penghakim kelak dimungkinkan menjadi terdakwa dengan penggugat yang sebanyak jumlah orang yang dipimpinnya. Dan ia adalah istana bagi rakyat, sebab di dalamnya mereka akan terpelihara dalam kekokohan dan kemegahan; selayaknya di dunia dan sepastinya di akhirat.



Adalah Rasulullah telah meletakkan dasar-dasar agung ini di dalam batin ummatnya. Maka para penerus beliau, meluaskan dan menguatkan peradaban secara zhahir dengan kaidah-kaidah mulia. Abu Bakr Ash-Shiddiq misalnya mendesakkan agar nilai-nilai ibadah mewarnai kegiatan muamalah, bukan sebaliknya. “Jika pasar mengalahkan masjid”, ujar beliau, “Maka masjid akan mati. Adapun jika masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup.” ‘Umar yang memerintah di zaman ketika gelombang kaum di luar Arab masuk Islam dengan berbondong-bondong memahami bahwa kian meluas selingkung negaranya, maka kian bergeser para warganya dari kemungkinan menjadi sesempurna malaikat. Maka dengan sederhana namun mengena dia merumuskan kaidah pemerintahannya, “Negara akan baik jika orang shalihnya kuat, dan orang jahatnya lemah. Negara pun akan rusak jika orang shalihnya lemah dan orang jahatnya kuat.” Masa-masa berikutnya kita tahu, pintu fitnah makin terbuka. Maka ‘Utsman Radhiyallahu ‘Anhu tak lagi menggantungkan lapis-lapis keberkahan dalam selingkung negara hanya pada kebaikan manusia yang dibentuk oleh ibadahnya. Beliau lalu menegaskan, “Allah menegakkan dengan sulthan ini, yakni kekuasaan, apa-apa yang tak dapat tegak hanya oleh Furqan, yaitu Al Quran.” Dan pada zaman fitnah, ketika dengan sangat berat Sayyidina ‘Ali ibn Abi Thalib menghela amanah, beliau memahami bahwa antara pemimpin dan masyarakat, perbaikan itu harus seiring sejalan. Pemimpin adil di tengah kaum yang zhalim akan menderita. Dan pemimpin zhalim di tengah kaum yang adil akan merusak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar