Sabtu, 01 Juli 2017

BETAPA KITA KAYA

BETAPA KITA KAYA

Ceplukan ini seharga 0,99 Euro per 100 gram di Berlin (Metropolitan dengan biaya hidup terrendah di Eropa), jauh lebih murah daripada misalnya di Aberdeen yang konon seharga 3 Poundsterling per buah masak pohon.


Betapa Maha Agung Allah yang mengaruniakan rizki kepada kita dari langit dengan air yang tercurah untuk membuat benih mampu meretakkan kulit biji dan tunas yang lembut menembus bumi untuk berakar, tumbuh, & mekar lalu menjadikannya buah-buahan dan menghadirkannya ke meja kita dari seluruh dunia.

Betapa jarang kita mentafakkuri rizqi. Seakan semua yang kita terima setiap hari adalah hak diri yang tak boleh dikurangi. Seakan semua yang kita nikmati setiap hari adalah jatah rutin yang murni dan tak boleh berhenti. Seakan semua yang kita asup setiap hari adalah memang begitulah adanya lagi tak boleh diganggu gugat.


Padahal, jangankan bebuahan, hatta sebutir garampun adalah rizqi Allah yang menuntut disyukuri.

Hatta sebutir garam, menempuh perjalanan yang tak mudah lagi berbulan, untuk menemui pengasupnya yang hanya berpindah dari kamar tidur ke ruang makan. Betapa kecil upaya kita, dibandingkan cara Allah mengirimkan rizqiNya. Kita baru merenungkan sebutir garam, bagaimanakah bebijian, sayur, ikan, dan buahnya? Bagaimanakah katun, wol, dan sutranya? Bagaimanakah batu, kayu, pasir, dan gentingnya? Bagaimanakah besi, kaca, dan karet rodanya?

Maka seorang ‘Alim di Damaskus suatu hari berkata tentang sarapannya yang amat bersahaja, “Gandum dari Najd, garam dari Marw, minyak dari Gaza, dan air Sungai Yordan. Betapa hamba adalah makhluqMu yang paling kaya wahai Rabbana!”

“Boleh jadi kau tak tahu di mana rizqimu”, demikian Imam Al Ghazali berpesan, “Tetapi rizqimu tahu di manakah engkau. Jika ia ada di langit, Allah akan memerintahkannya turun untuk mencurahimu. Jika ia ada di bumi, Allah akan menyuruhnya muncul untuk menjumpaimu. Dan jika ia berada di lautan, Allah akan menitahkannya timbul untuk menemuimu.”


Jerman, 29 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar