Sabtu, 08 Juli 2017

HIDUP MULIANYA MATI SYAHIDNYA

HIDUP MULIANYA MATI SYAHIDNYA
@salimafillah


Kita membaca tarikh dan musuhpun menyimak sejarah; Al Aqsha dan Palestina selalu dibebaskan dari paduan dua arah; Mesir dan Suriah. Inilah pertarungan yang berulang.

Di zaman yang mula, Khalid ibn Al Walid datang dari Suriah dan ‘Amr ibn Al ‘Ash menghela arah Mesir; maka Allah memilih Abu ‘Ubaidah ibn Al Jarrah membebaskan Al Aqsha dan menjadikan Sayyidina ‘Umar menerima kuncinya.


Lima abad kemudian, setelah mengambil alih Mesir dari kebobrokan Fathimiyah dan mewarisi Nuruddin Mahmud Zanki di Suriah; Shalahuddin Al Ayyubi memenangi Haththin dan membebaskan Al Aqsha. Maka zaman ini; kaum Muslimin yang sempat tersenyum oleh Mursi di Mesir dan menaruh harap pada Mujahidin di Suriah; harus lagi memanjangkan sabar.


Banyak kepentingan yang belum merelakan dua negeri ini menjadi pangkalan perjuangan agar Ummat kembali dapat shalat dan beri’tikaf di Baitil Maqdis. Hendaknya lalu kita tahu; kepedulian soal Mesir dan Suriah bersatu muara ke iman kita, cinta kita, rindu kita; tuk menziarahi Masjidil Aqsha merdeka.

Telah 5 tahun lamanya; Suriah membayarkan 300.000 nyawa dan mengeluarkan jutaan muhajirinnya; tapi mata dunia belum utuh terbuka bahwa musuh kemanusiaan ini nyata. Katakanlah dia sama sekali tak bersalah, maka masih layakkah seorang yang tak lagi dapat melindungi rakyat dipertahankan jadi pemimpin?

Dan bukti bahwa justru dialah sumber kenestapaan rakyatnya bertabur banyaknya. Tabaarakarrahmaan. Barangkali Allah menyiramkan darah agar bumi Syam subur; mengambil syuhada’ agar anak-anak sejarah tahu, betapa mahal dan berharga keyakinan yang harus diperjuangkan.

Mereka yang teguh mewakili kita di garis depan iman; dibakar musim panas, direpotkan hajat, dicekam ancaman, disuguhi besi dan api; tapi teguh. Mereka yang darahnya mengalir dengan tulang pecah, disiram ledakan dan runtuhan rumah; tapi tak hendak membatalkan shaum sebab ingin syahid berjumpa Rabbnya dalam keadaan puasa.

Hari ini ketika beraneka hidangan tak memuaskan kita; tataplah sejenak ke negeri yang kucing pun jadi halal karena tiadanya makanan. Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Suriah; ketika kisah Ibu yang memasak batu dan menidurkan anaknya dalam hujan peluru adalah fakta yang kembali nyata.

Semua kengerian ini dibentangkan di depan mata kita, sebab mungkin 68 tahun penjajahan Kiblat Pertama, Masjid Suci Ketiga, dan penzhaliman atas para penduduk tanah mulianya belum utuh mencemburukan hati imani kita.

Suriah, hidup mulianya, mati syahidnya. Mereka bertahan, kita kuatkan, Allah menangkan.


Bank Syariah Mandiri no rek. 77-55-12345-7 an. Sahabat Al Aqsha Yayasan BNI Syariah no rek. 77-55-12345-6 an. Sahabat Al Aqsha Yayasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar