Selasa, 04 Juli 2017

LEPAS LANDAS MI'RAJ

LEPAS LANDAS MI'RAJ

Buraq namanya. Maka ia serupa barq, kilat yang melesat dengan kecepatan cahaya. Malam itu diiring Jibril, dibawanya seorang Rasul mulia ke Masjidil Aqsha. Khadijah, isteri setia, lambang cinta penuh pengorbanan itu telah tiada. Demikian juga Abu Thalib, sang pelindung yang penuh kasih meski tetap enggan beriman. Ia sudah meninggal. Rasul itu berduka. Ia merasa sebatang kara. Ia merasa sendiri menghadapi gelombang pendustaan, penyiksaan, dan penentangan terhadap seruan sucinya yang kian meningkat seiring bergantinya hari. Ia merasa sepi. Maka Allah hendak menguatkannya. Allah memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda kuasaNya.


Buraq namanya. Ia diikat di pintu Masjid Al Aqsha ketika seluruh Nabi dan Rasul berhimpun di sana. Mereka shalat.


Dan penumpangnya itu kini mengimami mereka semua. Tetapi dari sini Sang Nabi berangkat untuk perjalanan yang menyejarah. Disertai Jibril ia naik ke langit, memasuki lapis demi lapis. Bertemu Adam, Yahya serta’Isa, Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim. Lalu terus ke Sidratul Muntaha, Baitul Ma’mur, dan naik lagi menghadap Allah hingga jaraknya kurang dari dua ujung busur..

Di hadapan Allah, salam baginya, "Assalaamu'alaika ayyuhan Nabiyyu, warahmatuLlaahiwa barakaatuH.."

Dan beliau dengan kerendahan hati menjawab salam itu tanpa melupakan hamba-hamba Allah yang shalih, yang semoga kita termasuk di dalamnya, "Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadiLlaahishshaalihiin..


"Beliau bermi'raj dari Masjidil Aqsha ke hadapan Allah tanpa melupakan kita ummatnya; maka bagaimana kita akan lupa pada titik lepas landas mi'raj dan kiblat pertama yang kini terjajah? Apa yang kita jihadkan, di sinilah tawaran perniagaan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar