Rabu, 05 Juli 2017

Ringkasan materi Seminar Pra Nikah by Ustad Salim A. Fillah. (Manarul Ilmi ITS, 9 Maret 2013)

Ringkasan materi Seminar Pra Nikah by Ustad Salim A. Fillah. (Manarul Ilmi ITS, 9 Maret 2013)

https://www.facebook.com/rsrc.php/v3/yf/r/g_kf1vXYV_O.png
Hello, everyone, how's life? Life's good! :)

Anyway, lama nggak nulis notes. Boleh dong ya, saya berbagi di lapaknya Mr. Zuckerberg ini? Ihik ihik. *emang gue siape*


Okay, here I go. To the point aja ya, karena saya nggak pintar berbasa-basi.

Jadi ceritanya hari ini saya hadir di Seminar Pra Nikah dengan Ustad Salim A. Fillah sebagai pembicaranya (penulis favorit saya, tuips! *oke, salah lapak, ini bukan twitter*)


P.S: Nggak usah ngeledek soal temanya, ya. Emang situ mau nikah tanpa persiapan diri? :p

Ternyata, bok, ternyata... Banyak missperception yang terjadi di masyarakat tentang persiapan menikah. Nggak hanya soal fulus, bro, diri yang penting. DIRI!

Nikah bukan perkara main-main, dibutuhkan persiapan matang. Nikah juga digolongkan dalam perjanjian berat, karena termasuk dalam Mistaqan Ghaliza (CMIIW for the miss-spelled). Mistaqan
Ghaliza sendiri hanya disebutkan tiga kali dalam Quran, salah satunya perjanjian nikah.

Jadi, dear Muslimah, jika ada lelaki yang datang padamu menyatakan ingin menikah denganmu tapi main-main alias guyon, simply leave him!

Karena bukan perkara main-main dan butuh persiapan matang, maka baiknya kita melakukan persiapan, diantaranya:

# Persiapan mental
Persiapan mental yang perlu dilakukan disini maksudnya hubungan antara kita dengan Allah. Jangan galau dengan pertanyaan "jodohku piye? :(". Tenang, jodoh itu sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. Sekarang, solusinya adalah: bagaimana cara kita meraihnya?
Nikah itu berkah, bergantung hubungan kita dengan Allah. Cintai Allah, dan Allah akan membimbing kita engan segala urusan.

Jangan cari jodoh yang sempurna, tetapi carilah yang tepat.
Fenomena di masyarakat yang sering dijumpai adalah perempuan dipinang karena kecantikannya, keturunannya, atau hartanya. Tetapi, Islam menganjurkan nikahilah seorang wanita karena agamanya. Ibaratnya, dimisalkan, agama itu ibarat angka 1, sedangkan tiga hal lainnya bernilai nol. Jika kau mendapatkan jodoh wanita yang baik agamanya dan cantik parasnya, maka kamu mendapat poin 10. Jika baik agamanya, cantik dan kaya, maka poinmu 100. Tetapi, jika ia hanya cantik, maka poinmu hanya 0.

# Persiapan Ilmu
Ilmu yang dimaksud disini salah satunya adalah ilmu mencintai. Banyak terjadi miskomunikasi dalam hubungan antara lelaki dan perempuan, karena kesalahan dalam konsep mencintai. Misalnya komunikasi antara lelaki dan perempuan. Perempuan terlahir dengan kemampuan linguistik yang luar biasa dan lebih perasa, sehingga dapat menyampaikan sesuatu secara terselubung atau #kode. Nah, #kode ini yang sering sulit ditangkap oleh para lelaki, karena mereka tidak mampu menerima pesan dari perempuan. Lelaki memang harus diberitahu secara to the point, karena kemampuan linguistik lelaki kurang berkembang dibanding perempuan.
Begitu juga kemampuan memecahkan masalah. Lelaki memilih untuk merenung, mencari inti masalah, memilih solusi, dan voila! selesai perkara. Sedangkan perempuan memilih untuk bercerita, bahkan sampai nangis sesengukan. Diam dan menangis, adalah dua cara berbeda lelaki dan perempuan dalam menumpahkan emosi. Nggak bisa dong kita memaksa lelaki untuk curhat "Ada apa? Tell me your problem." karena cara lelaki menyelesaikan masalah tidak dengan bercerita. Sedangkan, perempuan hanya butuh didengarkan, tidak harus membantu mencari solusi.

# Persiapan fisik
Nggak mau kan, menyambut calon bidadari dalam keadaan kusut, lepek, berantakan? Jaga fisikmu! Olahraga dong! Sit up, push up, back up 40x sehari *well gentleman, happy excercise :p*
Yang perempuan, nggak ada salahnya latihan selalu tampil cantik dari sekarang. Huahahahaha :p

# Persiapan finansial
Nah, ini. Finansial bisa dibilang termasuk bahasan yang sensitif. Besar kecilnya relatif ya. Namun sebenarnya, yang perlu diperbaiki adalah cara kita memandang konsep rizqi.
Rizqi bukan seberapa besar angka yang kita dapat, tetapi bagaimana cara kita menikmati dan mensyukuri nikmat Allah.
Ya, walaupun nggak munafik, besarnya nilai nominal memang dinilai penting (sorry lho, to the point. huekekekek), tapi seberapa besarpun nilai nominalnya, jika kita sulit mensyukuri nikmat-Nya, tidak akan bernilai.

# Persiapan sosial
Persiapan sosial disini ialah persiapan sosial dalam lingkup masyarakat. Hidup bertetangga. Karena orang yang menolong kita di lingkungan terdekat kita adalah tetangga. Sekaligus menebar manfaat bagi sesama. Ya masa situ mau tinggal cuma berdua ama suami? Yakin nggak butuh siapa-siapa?


Oh ya, selain dari ibadah atau hubungannya dengan Rabb-nya, sikap seseorang bisa dinilai dari tiga hal:
1.     Sikapnya pada ibunya
2.     Sikap pada kawan sebaya
3.     sikap pada anak kecil

Okay, itu dia lima poin dalam persiapan menikah. Selanjutnya? Jaga diri mbaksis, masbro. Belajar juga, hal apapun. Istikharah juga penting dalam segala hal (*note to self). Diskusi, berbagi ilmu dengan orang lain juga bermanfaat. Pasti ada hal yang belum kita ketahui dari orang lain :)

Tdak menyesal orang yang istikharah, tiada yang merugi orang yang bermusyawarah.

Nggak punya pacar/kekasih/cemceman/gebetan? No problemo. Yang punya kekasih semoga segera menikah yak :D

Oh ya, ada rumus cari jodoh nih dari Ustad Salim:


Ilmu    = 1 + C (keinginan untuk selalu maju/belajar)
Amal


Dan satu lagi
Jangan memulai pernikahan dengan ekspektasi, tapi mulailah pernikahan
Selamat malam, selamat mencari ilmu, selamat menjaga diri tanpa memutus silaturahmi. Semoga Allah selalu bersama kita semua. Aamiin ;)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar