Rabu, 05 Juli 2017

WAJAH-WAJAH

WAJAH-WAJAH
@salimafillah

Kalau kita telisik, riwayat-riwayat yang menggambarkan tampilan jasmaniah Rasulullah seperti dihimpun Imam At Tirmidzi dalam kitab Asy Syamaail Al Muhammadiyyah hampir semua berasal dari sahabat-sahabat muda, yang menjumpa beliau bahkan saat masih kecil.


Para 'ulama menjelaskan bahwa hal ini disebabkan sahabat-sahabat besar di sisi Rasulullah , terlebih seperti Sayyidina 'Ali, Sayyidina 'Utsman, Sayyidina 'Umar, dan Sayyidina Abu Bakr sangat segan dan ta'zhimnya pada beliau hingga tak berani menatap wajah secara langsung apalagi beradu pandang.
Radhiyallaahu 'Anhum Ajma'iin.

Beberapa kali mengunjungi kediaman Sayyid Ahmad ibn Muhammad ibn 'Alawy Al Maliki Al Hasani di Rusaifah, Makkah, digeret oleh guru & sahabat saya Gus 'Alawy 'Ali 'Imron; saya pun jumpa beliau namun sungguh menatap wajah sejuk & penuh senyum beliau juga saya tak sanggup. Tak seperti para sahabat Nabi yang melakukan hal ini kerana Adab; bagi saya barangkali ini lebih karena keinsyafan sebagai pendosa yang takut ditangkap basah isi hatinya oleh bashirah beliau yang jernih.

Duhai bagaimana kiranya dulu jumpa Ayahandanya, Sayyid Muhammad; yang dikisahkan selalu dengan berlinang airmata oleh para muridnya, semisal sahabat ayah saya KH Sirodjan Muniro, Kulon Progo & sahabat guru saya KH Thoyfoer Mawardi Kedungsari, Purworejo. Turun-temurun keluarga keturunan Nabi dari Sayyidina Hasan ibn 'Ali yang memilih bermadzhab Maliki ini adalah mahaguru para 'Ulama Nusantara yang bermadzhab Syafi'i.

Rumah mereka dikhidmahkan untuk mendidik santri-santri Nusantara dalam jumlah terbatas agar intensif belajar selama 10 tahun. Semua gratis, beruang saku, bahkan sering santri tertentu diberi pesangon ketika lulus untuk membangun pesantrennya.

Dari Allahuyarham Syaikhana KH MA. Sahal Mahfuzh & seangkatan hingga generasi pembina NU Garis Lurus KH Luthfi Bashori & yang amat muda KH Azzaim Ibrohimi yang memimpin belasan ribu santri di Ponpes Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo, Situbondo adalah alumni tempat ini. Abuya Sayyid Muhammad meraih gelar doktornya dalam bidang Hadits dari Al Azhar, sang putra Sayyid Ahmad dalam bidang Tafsir.

Maka gambar para guru & sahabat saya yang adalah murid-murid Rusaifah ini hanya dapat menggambarkan rindu saya untuk nanti kembali sowan ke Rusaifah.

Tampak dari kiri ke kanan; Gus Awy, putra KH Ali 'Imron Lamongan; Gus Idror Maimoen, putra Syaikhana KH Maimoen Zubair Sarang, Rembang; Al Faqiir; dan Gus Bilal dari Purworejo, periparan pula dengan Gus Awy. HafizhahumuLlaahu ajma'iin.


Mari memburu akhlaq & ilmu seakan kita adalah ibu yang kehilangan anak semata wayang. Adab tak lahir dari membaca buku-buku; berguru atau setidaknya bertemu wajah-wajah shalih-lah yang akan menjadikan kita bercermin lalu malu, bahwa tutur & laku kita masih jauh dari yang dituntut oleh Rasulullah terrindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar