Selasa, 11 Juli 2017

Sedekah,Doa dan Pamrih..(Bagian 1)

Sedekah,Doa dan Pamrih..
(Bagian 1)

Tentang sedekah, doa, dan pamrih, konsep saya memang beda. Doa itu ibadah. Seperti sedekah, di mana ia juga ibadah. Dan doa, bukan pamrih.

Niat, ga bisa disebut atau disamakan dengan doa. Niat ya niat. Doa ya doa. Dari sini semua bermula. Sekedar sharing juga, he he he.


Seseorang yang sedekah, kepengen anaknya sembuh, maka permintaan itu “setara/sama/serupa” dengan pengen kaya, pengen selamet, pengen nikah, pengen kerja, pengen tolak bala, pengen punya rumah, pengen terus sekolah, pengen masuk kampus favorit, pengen beasiswa di luar negeri, pengen punya anak, pengen punya modal, pengen punya modal, pengen ngembangin usaha, pengen punya usaha, pengen naik karir, dan lain-lain.


Ketika “pengen”, maka itu udah masuk wilayah doa. Bukan niat lagi. Niatnya apa? Ya niatnya sedekah.

Doanya? Doanya supaya bisa selamet dari fitnah, dan lain-lain. Semua yang disebut: setara, sama, serupa. Sebab sama-sama disebut doa.

Orang shalat tahajjud. Niatnya? Ya tentunya niat shalat tahajjud. Usholii sunnatat-tahajjud…

Ketika dia shalat tahajjud supaya dinaikkan derajat, supaya jadi orang kaya, dilapangkan rizki, lunas hutang, sembuh dari penyakit, dan lain-lain, maka ketika ada kalimat “supaya”, maka itu masuk wilayah doa.


Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar