Rabu, 26 Agustus 2015

Australia yang Berwibawa


By: Nandang Burhanudin
*****
Sebulan penuh menjalani tugas dakwah di negara Kanguru, saya serasa menjadi manusia. Bertugas hanya saat buka puasa, tarawih, dan shalat malam. Praktis acara hanya padat di malam hari. Bersyukur panitia cukup sigap. Menjadikan siang hari sebagai waktu berwisata. Jadilah malam hari larut dalam ibadah. Sedang siang hari dihabiskan menjadi turis pelepas lelah.

Melbourne dan Sydney menjadi provinsi yang membuat hati terpanah. Bukan pada airportnya atau mallnya. Tapi pada keteraturan, supremasi hukum, dan penghargaan terhadap manusia apapun warna kulitnya. Selama di Sydney, saya menikmati panorama pantai nan eksotis. Bersyukur Ramadhan 1436 H bersamaan dengan musim winter. Minimal tak ada udang yang berjemur, yang konon menjadi pemandangan lumrah jika di musim lainnya.


Hutan dan tumbuhannya. Laut dan kekayaan hayatinya. Daratan dan segenap binatang melatanya. Nampak hidup dalam sebuah keteraturan. Hal yang mustahil saya temukan di negara Muslim seperti Indonesia atau Mesir. Australia walau negara sekuler, ternyata lebih memanusiakan hewan daripada Indonesia dan Mesir yang menyikapi manusia lebih buruk dari binatang.

Perjalanan demi perjalanan. Lewati pegunungan terhampar peternakan sapi nan aduhai. Sapi-sapi beragam jenis sibuk bercengkrama di padang rumput teletubbies. Tak ada kandang. Tak ada jeritan. Hampir tak ada keributan karena rebutan BLT (bantuan logistik ternak). Saat itu Bu @ratih yang menjadi guide dan suaminya pak @jamal bilang. "Hampir tak ada sapi stress, sebanyak manusia stress di Indonesia."

Di pantai-pantai Melbourne, saya susuri bukit-bukit nan gemulai. Seolah menghibur saya yang terhujam galau karena meninggalkan putri keempat 5 hari sebelum Ramadhan. Ombak dan lambaian pohon di sisi bukit, cukup meniadakan helaan gundah.

Satu hal yang pasti. Saya orang kampung yang datang ke kota modern. Transportasi di Sydney mustahil bisa kita raih 25 tahun ke depan. Sebagamana kekayaan hayati mustahil kita barukan, melihat binasanya flora dan fauna di bumi nusantara.

Sebenarnya Indonesia bisa lebih indah dari negeri manapun. Hanya Indonesia dikelola dengan manajemen ambiradul, ileh kaum berotak dengkul, yang hobinya main pukul, aktivitasnya maun cabul. Andaikan saya diundang lagi, saya bersedia tanpa perlu ditanya. Entah dengan anda.

Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
04 Agustus 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar