Rabu, 26 Agustus 2015

Ramadhan Berkesan atau Blingsatan?


By: Nandang Burhanudin
****
Tak ada maksud hati menyindir.
Apalagi menebar nyinyir.
Pada mereka yang masih tersihir.
Oleh status jomblo hingga tak mampu mikir
Anehnya masih bisa cengar-cengir.
Padahal urusan tak ada yg clear.
Diberi tugas apapun nasibnya mangkir.
Minta izin dari awal hingga akhir.

Rajab diganti Sya'ban membuka tabir.
Hati yang tersayat jodoh tak bertakdir.
Ramadhan tak lama lagi akan mampir.
Tapi sang pujaan masih belum hadir.
Bayangkan sahur sendiri di Shubuh getir.
Makan sebungkus Mie tanpa buah pir.
Nasihat Ramadhan dianggap hentakan petir.
Mulut tak lagi kuat mengucap takbir.
Ba'da Shubuh maksud hati ingin zikir.
Kok komat-kamit ucap tak sama dengan bibir.
Ramadhan ke Ramadhan generasi makin mutakhir.
Dulu dirinya anak kini rambut sudah bersemir.
Ohh tidak ... jangan biarkan Ramadhan berakhir.
Tanpa ada kaligrafi cinta yang terukir.
Di kanvas barokah nan suci terhindar dari cibir.
Tertuang madu asmara nan menyihir.
Ya Rabb, jauhkan joblowan-joblowati dari sifat kikir.
Apalagi disibukkan mengejar cita-cita dan karir.
Jauhkan dari nestapa jiwa dan hati yang terkilir.
Dekatkan dalam kharisma Ilahi yang Mahaqadir.
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
22 Mei 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar