Rabu, 26 Agustus 2015

Mengenang Sajian Cinta


By: Nandang Burhanudin
****
Setiap Jum'at, kebetulan sekolah kami Pesantren Persis No. 19 Bentar Garut libur. Kami sebagai santri, ada waktu untuk mengabdikan ilmu di masjid-masjid kampung. Entah jadi muadzin, khotib, atau marbot masjid waktu itu.

Di hari Jum'at itulah, saya selalu mengenang jasa-jasa orangtua: emak (ibu) dan uwak yang selalu menjadikan hari Jum'at teramat spesial bagi saya.


Jika emak selalu menyiapkan hidangan panas usai pulang Jum'at. Saya selalu dispesialkan. Jika ada potongan ayam, maka potongan ayam favoritlah yang dikhususkan. Pun yang spesial itu adalah rujak.

Lain lagi dengan uwak. Beliau senantiasa mengingatkan untuk shalat Jum'at di awal waktu. Kebiasaannya, maksimal jam 11 sudah siap berjalan kaki ke masjid. Menunaikan shalat sunnah sebanyak mungkin. Menyiapkan diri agar tak ada kantuk saat khutbah berlangsung.

Kebiasaan itu sangat berkesan. Saya melihat, orangtua yang selalu menyajikan "hal spesial" sekecil apapun itu untuk putra-putrinya, dipastikan membentuk otak kanan si anak berkilau. Demikian pula, orangtua yang mengajarkan kedisplinan beribadah, mampu mengisi otak kanan si anak dengan hal-hal spritual yang fenomenal.

Sikap emak dan uwak saya itu berlanjut hingga saya memiliki 3 anak. Kini setiap Jum'at, saya selalu mengenang mereka yang telah lama tiada. Mereka mendidik anak-anaknya tidak terlalu panjang kata.

Cinta mereka tulus. Cara mengajarkan cinta pun sangat halus. Mereka tak pernah mengucapkan "cinta", namun hidangan dan perhatiannya adalah cinta. Karena cinta mereka itulah, mereka tak pernah minta sekalipun untuk dicintai dan diperhatikan. Namun cinta saya pada mereka selalu terpatri dan nasihatnya memahat jiwa. Sudahkah anda sajikan hidangan cinta hari ini?
#‎Jum'atberkah
Pasted Form: Laman facebook ust. Nandang Burhanudin https://www.facebook.com/aufainternational
05 Juni  2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar