Selasa, 01 Agustus 2017

DEKAT


@salimafillah

Berbahagialah hamba-hamba, yang selalu berusaha untuk mendekat pada Penciptanya.

"..Jika hambaKu mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku menghampirinya dengan berlari kecil..” (HR Al Bukhari dan Muslim).


Hadits Qudsi ini adalah kabar gembira, bahwa Dia yang memiliki nama Al Qariibul Mujiib, Yang Maha Dekat lagi Mengijabah Doa membuka pintu selebar-lebarnya agar kita selalu mendekat kepadaNya. Sebab setiap upaya, perjuangan, dan pengorbanan untuk bertaqarrub, akan Dia sambut dengan berlipat-lipat limpahan anugrah bagi kita. Dia dekat untuk mendengar dan mengabulkan doa.


Dan sebagai hambaNya, hendaklah pula kita merasa Dia dekat; pengawasanNya lebih lekat daripada urat leher ini, agar kita punya malu, segan, dan takut untuk mendurhakaiNya. Dan kita merasa bahwa Dia dekat; pencatatanNya Maha Teliti untuk kelak ditampilkan kembali dalam hisab yang membuat jeri, sementara tangan dan kaki bersaksi.

Tapi hati-hati. Dalam perjalanan mendekat padaNya itu, janganlah kita merasa bahwa diri kita ini adalah hamba yang pasti dekat kepadaNya; yang dikasihi dan dicinta melebihi yang lainnya. Janganlah kita merasa sebagai yang paling mulia, menganggap diri ini suci padahal barangkali justru Dia tak sudi.

Teruslah mendekat, rasakanlah bahwa Allah Maha Dekat, tapi janganlah kita merasa bahwa diri ini telah dekat.

Alkisah seorang Ustadz teman saya, turun dari Kereta Api di sebuah stasiun ramai di Jawa Timur pada suatu malam berhias bulan purnama. Tiba di luar gerbang, bergegas dia menghampiri seorang tukang becak.

"Cak", ujarnya, "Ke Kauman berapa?"

"Seppolooo ribbbuu Dek", jawab tukang becak itu. Rupanya orang Madura.

"Kemahalan Cak", protes sang Ustadz. "Lima ribu ya?"

"De remma'.. Ndak bissaa..!"

"Lho, cuma dekat lho.. Dekat banget malah. Itu jalannya kelihatan", sang Ustadz menunjuk ke arah kelokan.

"Lho, bullaan juga keliihattan ta'iye", sergah si tukang becak. "Kalau itu sampeyan anggap dekat, sampeyan mau ta nggenjot ke bulan?"

Teruslah mendekat, rasakanlah bahwa Allah Maha Dekat, tapi janganlah kita merasa bahwa diri ini telah dekat.

FOTO: Becak-becakan ala para penulis @proumedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar